JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH
Di Susun Oleh : Muhammad Yamin
Nim : A1C117047
Kelas : REGULER A
Dosen Pengampu : Dr. Drs. Syamsurizal, M. Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKANKIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN
KE-2
I.
JUDUL : Kalibrasi
Termometer dan Penentuan Titik Leleh
II.
HARI/ TANGGAL : Kamis, 28 Februari 2019
III.
TUJUAN :
IV.
Ada pun tujuan dari percobaan
ini sebagai berikut:
1. Agar
mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni
2. Agar
dapat melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penentuan titik
leleh suatu senyawa murni
3. Agar
dapat membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak
murni
4. Agar
dapat melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan
sebagai sampel
V.
LANDASAN TEORI
Manusia memiliki Suhu
badan normal rata-rata yakni
36,5oC-37oC. apabila
suhu seseorang mencapai
lebih dari 37,5oC, maka orang tersebut dapat dikatakan sakit demam.
Berawal pada suatu penemuan alat yang terdiri dari
pipa kapiler yang menggunakan material berupa kaca yang memiliki kandungan
merkuri di ujung bawah, alat ini bertujuan untuk pengukuran dimana pipa ini
dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada udara didalamnya Saat Temperatur meningkat, Merkuri akan
mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di
sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah di tentukan.
Alat
yang digunakan untuk melakukan pengukuran suhu ini disebut termometer. Prinsip dasar dari
alat ukur ini ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperatur. Suhu dari seorang pasien adalah
bagian penting dari data klinis. Dalam konteks data lain dapat memandu
langkah-langkah diagnostik dan terapi dengan menentukan adanya penyakit dan
sejauh mana pasien menanggapi pengobatan. 3,4 Sejak termometer pertamakali
ditemukan oleh Galileo 5,6
alat ini terus dikembangkan untuk memberikan kemudahan dan ketepatan yang lebih baik dalam
mengukur suhu tubuh seseorang (Danial, 2013).
Namun temperature akan tetap pada titik leleh selama
berada pada fase itu masih ada perubahan dari cair menjadi
padat disebut pembekuan sedangkan proses
kebalikannya disebut pelelehan atau peleburan. Titik leleh suatu padatan sama
dengan titik beku suatu cairan (Chang, 2004:391)
Titik leleh suatu
zat padat mengalami perubahan fase dari fasa solid menjadi
fasa gas. Kemurnian dari suatu zat terjadi saat zat mulai meleleh secara
menyeluruh. Apabila selisih dari suhunya kecil maka kemurnian zatnya tinggi,
sabaliknya apabila suhunya besar maka kemurnian zatnya relative
rendah(syamsurizal, 2019).
Titik leleh pada senyawa murni adalah suatu temperatur dimana senyawa
dalam keadaan padat dan cairan dalam keadaan kesetimbangan pada tekanan 1
atmosfir. Jika energi panas padatan murni sebanding dengan energi kisi maka
kristal-kristal
tersebut diikat yang akan membentuk unit molekul, molekul-molekul tersebut yang memiliki kisi-kisi kristal menjauh dari sekitarnya.
Temperatur yang diharapkan dalam
merubah susunan molekul kisi-kisi Kristal yang berupa padatan ke bentuk yang
lain yaitu cairan adalah ukuran daya tarik menarik antar molekul-molekulnya. pada
zat yang memiliki titik leleh yang tinggi daya tarik menariknya sangat besar. Senyawa-senyawa
yang mempunyai berat molekul yang sama, maka senyawa yang lebih polar serta
senyawa yang memiliki struktur molekul yang lebih senetris yang akan memiliki
titik leleh yang lebih tinggi. Sehingga titik leleh dari suatu molekul itu
tergantung pada struktur molekul yang merupakan salah satu dimensi fisis suatu
zat
Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah menjadi
cairan pada tekanannya dalam
1 atmosfer. Titik leleh suatu zat padat
tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan, oleh
karena itu tekanan biasanya tidak dilaporkan pada penentuan titik leleh,
kecuali kalu perbedaan dengan tekanan normal terlalu besar. Pada umumnya titik
leleh senyawa organik mudah diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai
terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya.
Contohnya: suatu zat dituliskan dengan range titik leleh 122,1o-122,4oC
daripada titik lelehnya 122,3oC (Fessenden. 1982).
Pada zat
padat terdapat molekul-molekul yang berbentuk kisi-kisi yang teratur yang
terikat oleh gaya-gaya gravitasi dan elektrostatik. Jika zatnya dipanaskan maka
energi yang ada pada benda dari molekul-molekulnya akan mengalami penaikan. Peristiwa ini
menyebabkan molekulnya bergetar yang akhirnya pada suhu tertentu ikatan-ikatan
molekulnya akan terlepas sehingga zat padat tersebut meleleh(tim kimia organik 1,
2015)
Melting Point Apparatus adalah suatu alat
yang di gunakan dalam mengukur titik titik leleh dari suatu senyawa. Prinsip dari pada melting Point Apparatus adalah
pertama di nyalakan melting point apparatus dengan memutar pemutar suhu hingga 20
derajat celcius/menit. selanjutnya, ketika suhu pada termometer telah mencapai 60% dari titik leleh pada suatu senyawa murni
yang sudah ditetapkan oleh ilmuwan, maka pemutar suhunya harus diturunkan
hingga mencapai 10 0celcius/menit. kemudian, apabila pada
termomoter suhunya sudah mencapai suhu titik leleh pada suatu senyawa murni
yang sudah ditetapkan oleh ilmuwan ( misal : titik leleh asam benzoat murni
adalah 122,40C "kemudian dikurangi 150C" berarti pada suhu 107,40C pada senyawa asam benzoat ). maka pada pemutar suhu harus diputar
kekiri hingga 10celcius/menit(Khoirulazam,2011).
VI.
ALAT DAN
BAHAN
1.1 Alat
- Labu erlenmeyer
- Termometer
- Pemanas
- Pipa gelas kapiler
- Stick -
1.2 Bahan
- Es batu
- Air
- Gabus -
- Sampel zat murni
II.
PRODEUR KERJA
2.1 Kalibrasi
Termometer
1. Dibuat
campuran bubuk es dan air dalam labu erlenmeyer 250 ml sehingga 2/5 bagian
volumenya terisi
2. Dimasukkan
termometer hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, disumbat mulut labu
erlenmeyer tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut tegrisolasi dari
udara luar
3. Dicatat
batas bawah skala termometer tersebut (0)
4. Diangkat
termometer dan diulangi lagi prosedur 1-3
5. Dirancang
kebali alat dengan mengisi 2/5 bagian erlenmeyer dengan aquades
6. Dimasukkan
termometer hingga tepat 1 cm diata permukaan air, disumbat dan diusahakan termometer berada pada posisi
tegak/vertikal
7. Dilakukan
pemanasandan catat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidak naik-naik lagi
(konstan)
8. Diulangi
prosedur 3-7 sekali lagi
2.2 Penentuan
titik leleh
1. Diambil
pipa gelas kapiler, lalu dibakar ujungnya sehingga tertutup
2. Dimasukkan
sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya. Lalu dipadatkan dengan
bantuan stick yang berlubang tengahnya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak
lebih dari 2 mm.
3. Pipa
kapiler yang berisi sampel diikatkan dengan termometer menggunakan benang
(bagian ujung bawah termometer)
4. Dimasukkan
alat tersebut kedalam erlenmeyer yang telah diisi air atau minyak (tergantung tinggi
TL zat tersebut) dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan disumbat dengan gabus mulut
erlenmeyer
5. Dipanaskan
perangkat alat ini secara perlahan dan dicatat suhu saat tepat zat meleleh
hingga semua zat meleleh
6. Dilakukan
prosedur 1-5 sebanyak dua kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni
terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat dan maltosa
7. Ditentukan
titik leleh campuran dua senyawa yang sama dengan proporsi 1:1, 1:3 dan 3:1.
Gambarkan titik autentik yang diperoleh untuk hasil yang abik, digambarkan
titik autentik pada kertas milimeter block (kertas grafik)
2.3 Demonstrasi
titik leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
1. Ditempatkan
sampel yang akan diketahui titik lelehnya pada pipa gelas kapiler setebal lebih
kurang 2 mm.
2. Ditempatkan
pipa kapiler pada alat bagian atas. Terdapat 3 lubang yang diameternya 3mm,
lubang tengah untuk pipa kapiler yang berisi sampel dan lubang lain yang diisi
dengan pipa kapiler kosong (konstan)
3. Dihubungkan
alat dengan tombol listrik dan on-kan. Variabel suhu dapat diatur dengan tombol
agar naik secara kosntan dengan kecepatan tertentu. Pengamatan dapat dilakukan
dari lubang kecil disisi depan alat ini. Perhatikan variabel suhu saat zat
sudah meleleh.
Berikut ada video mengenai alat yang digunakan dalam percobaan
https://www.youtube.com/watch?v=GQTmIzdfpXg
Pertanyaan!
1. Apa nama alat yang digunakan dalam video uji titik leleh? dan kenapa digunakan alat tersebut?
2. Bagaimana langkah dalam menggunakan alat tersebut?
3. Apa nama bagian yang digunakan untuk melihat proses peleburan dari alat serta apa fungsinya?
Berikut ada video mengenai alat yang digunakan dalam percobaan
https://www.youtube.com/watch?v=GQTmIzdfpXg
Pertanyaan!
1. Apa nama alat yang digunakan dalam video uji titik leleh? dan kenapa digunakan alat tersebut?
2. Bagaimana langkah dalam menggunakan alat tersebut?
3. Apa nama bagian yang digunakan untuk melihat proses peleburan dari alat serta apa fungsinya?
Novela Melinda (A1C117007). Untuk pertanyaan nomor 1, alat yang digunakan yaitu MPA (Melting Point Apparatus). alat tersebut digunakan sebagai parameter menentukan kemurnian suatu senyawa
BalasHapusSaya Febby Marcelina Murni Nim A1C117037, akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3, nama bagian alatnya adalah eye fish lensa. Dimana kegunaan dari alat ini untuk melihat proses peleburan dari sampel yang diamati jelas saat mengalami proses pelelehan.
BalasHapusPertama dinyalakan melting poin aparatus dengan memutar pemutar suhu hingga 20derajat celcius,ketika suhu termometer mencapai 60 % dari titik leleh pada suatu senyawa murni yang sudah ditetapkan,maka pemutar suhunya harus diturunkan hingga 10derajat,apabila teemometer suhunya sudah mencapai titik leleh senyawa murni,maka pemutar suhu harus diputar ke kiri 1 derajat celcius (Dinda anggun,A1C117079)
BalasHapus