Jumat, 08 Maret 2019

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1 ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN 
PENENTUAN KELAS KELARUTAN







DISUSUN OLEH :
NAMA                                   : MUHAMMAD YAMIN
NIM                                        : A1C117047
KELAS                                  : REGULER A
KELOMPOK                        : 2
DOSEN PENGAMPU         : Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019



VI. Data Pengamatan.
6.1 Analisa unsur
6.1.1 Karbon dan Hidrogen

No
Perlakuan
Hasil
1
Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO kering di atas pemanas bunsen
Warna CuO hitam dan tidak ada terjadi perubahan
2
Dicampurkan dengan gula (1/10 jumlah CuO)
Gula larut
3
Dialirkan melalui pipa ke tabung yang berisi 10ml Ca(OH)₂ lalu dipanaskan
Terdapat uap air dan gelembung gas pada tabung reaksi

6.1.2 Halogen
a.       Tes Beilsten
No
Perlakuan
Hasil
1
Dipanaskan kawat tembaga
warna kawat menjadi kemerah-merahan
2
Di dinginkan, ditetesi 2 tetes benzena, dipijarkan
Ada bau gas dan warna merah pudar dan akhirnya kembali putih

   b. Tes CaO
No
Perlakuan
Hasil
1
Dipanaskan sejumlah CaO sampai suhu tinggi
CaO berbentuk gumpalan / padatan
2
Saat masih panas, ditambahkan 2 tetes benzena
Tercium bau gas menyengat dan terdapat uap air di pinggir bagian dalam tabung
3
Setelah dingin, didihkan dengan 5ml air suling
Larutan menjadi keruh
4
Dituangkan ke dalam gelas kimia dan dilarutkan dalam HNO₃ encer
Muncul gelembung dan larutan jernih

6.1.3 Metode leburan dengan Natrium
aa.  Belerang

No
Perlakuan
Hasil
1
Diasamkan 3 ml larutan L (amonniak) dengan asam asetat
Warna larutan bening
2
Di didihkan, diperiksa dengan kertas saring basah yang telah ditetesi Pb-asetat 10%
Larutan naik ke permukaan tabung mendekati kertas saring, terdapat gelembung-gelembung seperti minyak
3
Larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes larutan Na-nitroprosida
Larutan berubah warna dari bening ke kuning pudar


b. Nitrogen
No
Perlakuan
Hasil
Larutan L (Amoniak)
Larutan L (Putih telur)
1
3 ml larutan L ditambahkan 5 tetes larutan FeSO₄
Terdapat gumpalan cokelat kehitaman
Warna kuning emas pudar
2
Ditambahkan 1 tetes larutan FeCl₃
Di tengah-tengah terdapat minyak kekuningan
Warna kuning emas sedikit pekat
3
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
Gumpalan menjadi buyar
Warna kuning emas pekat
4
Ditambahkan 1-2 ml larutan NaOH 10%, lalu di didihkan
Gumpalan berkumpul ke bawah (mengendap), saat di didihkan larutan menjadi putih susu
Warna perlahan menjadi biru, saat dididihkan meletup-letup
5
Diasamkan dengan asam sulfat encer
Larutan berwarna biru berlin
Warna menjadi biru Berlin, bagian permukaan warna kuning pudar

c. Halogen
No
Perlakuan
Hasil
1
Diasamkan 3ml larutan L dengan larutan HNO₃ encer
Tidak terjadi reaksi
2
Di didihkan selama 1 menit
Terjadi letupan-letupan
3
Ditambahkan 5 ml larutan AgNO₃ encer, dilanjutkan pendidihan
Warna abu-abu kecokelatan, saat di didihkan kembali timbul banyak endapan halus

6.2 Penentuan kelas kelarutan
a. Kelarutan dalam air
No
Perlakuan
Hasil
1
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan jernih, gula larut dalam air (+)
2
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
3
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan jernih, minyak dan air tidak menyatu (+)
4
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml air suling, dikocok
Larutan keruh, berbusa (-)

b. Kelarutan dalam eter (benzena)
No
Perlakuan
Hasil
1
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
Larutan jernih, gula masih ada (+)
2
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
Larutan keruh, tepung masih ada (-)
3
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
Larutan jernih, minyak larut (+)
4
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
Larutan jernih, minyak merapung (+)

c. Kelarutan dalam NaOH 10 %
No
Perlakuan
Hasil
1
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 10%, dikocok
Larutan jernih, gula larut (+)
2
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 10%, dikocok
Larutan keruh, tepung mengendap (-)
3
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 10%, dikocok
Larutan keruh, minyak merapung (-)
4
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan NaOH 10%, dikocok
Larutan jernih, ada busa di permukaan (+)

d. Kelarutan dalam NaHCO₃ 5%
No
Perlakuan
Hasil
1
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Timbul gelembung, gula larut (+)
2
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Larutan keruh, saat dikocok timbul gelembung (+)
3
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Larutan jernih, minyak merapung (+)
4
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
Larutan jernih, berbusa (+)

e. Kelarutan dalam HCl
No
Perlakuan
Hasil
1
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 5 ml  larutan HCl 30%, dikocok
Larutan jernih, gula larut (+)
2
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 5 ml  larutan HCl 30%, dikocok
Larutan sangat keruh (-),Disaring, dinetralkan dengan 30 tetes NaOH Larutan menjadi bening (-)
3
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 5 ml  larutan HCl 30%, dikocok
 Larutan jernih, minyak merapung (+)
4
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 5 ml  larutan HCl 30%, dikocok
Larutan keruh, ada endapan (-)

f. Kelarutan gula dalam H₂SO₄pekat
No
Perlakuan
Hasil
1
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan kuning pudar, saat dikocok gula menggumpal warna merah kehitaman,  gula tidak larut (-)
2
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan keruh, tidak panas, tidak berubah warna (-)
3
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih, (+)
4
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
Larutan keruh, ada gumpalan diatas (-)

g. Kelarutan gula dalam H₃PO₄ pekat
No
Perlakuan
Hasil
1
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih, butiran gula menyebar dilarutan (+)
2
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih, ada endapan (+)
3
Dimasukkan 3 tetes minyak, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan keruh, minyak merapung (-)
4
Dimasukkan 3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml  larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
Larutan jernih (+)

VII. Pembahasan.
7.1 Analisis unsur
7.1.1 karbon dan hidrogen
Pada praktikum kali ini kami melakukan penentuan unsurt karbon dan hydrogen. Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H dan O dimana apabila senyawa organic ini dibakar akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2) pembakaran senyawa organic secara sempurna akan menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna menghasilkan karbon atau arang.
Pada percobaan pertama analisa unsur karbon dan hydrogen yaitu:
Setelah CuO dipanaskan tidak terjadi perubahan apa-apa, ketika dicampurkan dengan sejumlah gula, guna tersebut larut, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi pyrex gas megalir ke dalam tabung Ca(OH)2 dan tabung reaksinya ada gelembung gas.
Pada percobaan ini CuO yang dapat mempercepat proses reaksi dari pembakaran glukosa. CuO ini juga bekerja sebagai oksidator, sedangkan glukosa bertugas sebagai pereduksi atau mengoksidasi CuO. Ketika glukosa dan CuO dipanaskan, terjadi reaksi kimia yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Perubahan warna pertama yang terjadi ialah berwarna kecoklatan, kemudian setelah suhunya naik guladan CuO berubah lagi warnanya menjadi coklat kehitaman. Pembakaran glukosa menghasilkan gas yang kemudian dialirkan dengan pipa pengalir gas ke tabung dengan air kapur Ca(OH)2. Air akan mengeruh dan menghasilkan endapan CaCO3. Berikut reaksinya:
Ca(OH)2 + CO2                          CaCO3 + H2O

7.1.2 Halogen
A. Tes Beilsten
      Pada percobaan ini kami menggunakan kawat tembaga yang dipanaskan kemudian ditunggu dingin lalu ditetesi CCl karna gak ada bahannya kami ganti dengan benzene kami panaskan kembali kawat tersebut setelah kelang beberapa menit kawat mengeluarkan warna kemerah-merahan.

B. Tes CaO
    Pada percobaan ini masih mengidentifikasi unsur halogen dengan tes CaO pada percobaan ini kami memanaskan CaO sampai mencapai suhu tinggi, CaO yang dipanaskan mula-mula halus kemudian CaO tersebut memadat, kemudian kami lanjutkan dengan meneteskan beberepa tetes benzene selang bebrapa menit tercium bau gas yang menyengat dan terdapat uap air dipinggir bagian dalam tabung kemudian kami dinginkan delanjutnya kami tambahkan air suling dan dipanaskan kembali larutan menjadi keruh terakhir kami masukkan ke dalam gelas kimia dengan mencampurkan HNO3 encer alhasil muncul gelembung dan larutan menjadi jernih kembali.

7.1.3 Metode leburan dengan Natrium
A.    Belerang
    Pada saat larutan lassaigne(amonniak) ditambahkan asam asetat, maka akan tidak mengalami perubahan bening, kemudian dipanaskan  larutan akan naik ke permukaan tabung mendekati kertas ssaring, terdapat gelembung- gelembung seperti mintak. Selanjutnya larutan amonniak ditetesi larutan na-nitroprosida larutan berubah warna dari brning ke kuning pudar.

B.    Nitrogen
     Pada percobaan nitrogen ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya unsur Nitrogen di dalam suatu larutan L. Pada percobaan ini yang digunakan sebagai larutan L adalah amoniak kemudian ditambahkan dengan larutan FeSO4, larutan berubah menjadi warna coklat kehitaman dan terdapat gumpalan-gumpalan kecil dan kemudian ditetesi dengan FeCl3 sehingga warna larutannya berubah menjadi kuning lalu ditetesi kembali dengan KF 10% maka gumpalan coklat yang terbentuk tadi menjadi menyebar ke seluruh bagian larutan lalu ditambahkan lagi NaOH yang menyebabkan gumpalan tadi bergerak ke dasar larutan dan membentuk endapan setelah itu larutan dipanaskan hingga airnya mengering dan pada pinggir gelas kimia tedapat seperti serbuk berwarna putih dan bagian tengahnya berwarna kuning, kemudian setelah dingin di tambahkan H2SO4 encer endapan warna putih dan kuningnya hilang menjadi endapan berwarna biru berlin. Berdasarkan pengamatan dapat disimpulkan bahwa dalam Amoniak terdapat nitrogen yang ditandai dengan terbentuknya endapan biru berlin.
Dalam percobaan ini larutan yang digunakan tidak hanya amoniak namun juga melakukan analisis pada putih telur dimana ketika putih telur tersebut ditambahkan dengan FeCl3 dan ditambah KF serta ditambah dengan NaOH larutan ini berwarna kuning emas namun setiap dilakukan penambahan dengan zat lain warnanya menjadi semakin pekat. Kemudian dididihkan lalu didinginkan dan pada saat pendinginan terlihat seperti ada sedikit serbuk berwarna biru berlin turun, kemudian ketika ditambah dengan   H2SO4 maka timbul endapan biru berlin  yang menandai bahwasanya putih telur itu mengandung nitrogen.

C.     Halogen
       Pada percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi halogen yang terdapat didalam suatu larutan L. dimana larutan L yang kami gunakan  ialah NaOH dimana kemudian di campurkan dengan HNO3 yang mana larutannya menjadi jernih  kemudian dipanaskan kurang lebih satu menit hingga ia mendidih fungsi penangasan ini berguna untuk menguapkan zat yang tidak di ingin karena  disebut zat pengganggu misalnya seperti N dan S, setelah itu ditambahkan kembali  AgNO3 encer yang membentuk larutan berwarna abu-abu baru setelah itu dilanjutkan pendidihan maka              pada pengamatan terlihat pada bagian atas larutan yang dipanaskan warnaya hitam sedangkan bagian tengah berwarna hitam keabuan dan bagian bawah juga berwarna hitam,  endapan yang timbul merupakan warna hitam yang terdapat pada larutan dan terlihatlah bahwa endapan tersebut banyak maka endapan tersebut menandakan adanya halogen, namun jika kita hanya mendapatkan sedikit endapan maka itu hanya pengotor dalam pereaksi.

            8.2.1 Kelarutan dalam Air
Pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur. Dimana dari kelima bahan ini akan di uji kelarutannya di dalam ait apakah menunjukkan sifat positif atau negative. Dan berdasarkan pengamatan yang kami peroleh ketika gula dimasukkan kedalam air dan kemudian di kocok gula terlarut dalam air dengan warna larutan jernih. Karena itu gula (+) karena larutan yang dihasilkan jernih dan larut dalam air. Sedangkan untuk tepung ketika ditambahkan dengan air maka tepung dapat tercampur dengan air namun warnna larutan yang dihasilkna putih susu atau dikatan keruh yang menandakan tepung (-) karena tidak dapat larut dalam air. Sedangkan untuk Minyak ketika di tambahkan air kedalamnya meskipun warna larutan jernih (+) minyak dan air tidak dapat bercampur  dan pada Putih Telur ketika ditambahkan dengan air warna larutan menjadi putih keruh yang menandakkan (-).

8.2.2 Kelarutan dalam Eter
Sama seperti kelarutan pada air pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur serta eter yang kami gunakan adalah benzene. Dengan pengamatan yang kami peroleh ketika gula dicampurkan dengan benzene warna larutan yang dihasilkan jernih (+) namun belum semua gula larut kemungkinan diperlukan waktu pengocokan yang lebih lama agar gula dapat larut semua kedalam air. Dan untuk tepung ketika dicampurkan kedalam benzene larutannya menjadii keruh (-) dan tepung sedikit larut . dan pada minyak ketika dicampurkan dengan benzene warna larutan yang dihasilkan jernih (+) dan minyak dapat seluruhnya bercampur dengan benzene. Sedangkan untuk Putih Telur yang dicampurkan dengan benzene menghasilkan larutan yang jernih (+) meski eperti ada batasan antara putih telur dengan benzene yang menandakan Putih Telut tidak dapat tercampur dengan benzene.

8..2.3 Kelarutan dalam NaOH
Sama seperti kelarutan pada eter pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam NaOH dan dikocok serta diamati, dan berdasarkan pratikum yang kami lakukan ketika gula ditambahkan dengan NaOH warna larutan ynag timbul jernih (+) dan semua gula larut dengan cepat dialam NaOH. Kemudian pada tepung ketika ditambahkan kedalam NaOH warna larutan yang dihasilkan menjadii keruh (-) meskipun tepung sedikit larut. Dan pada minyak ketika dicampurkan dengan NaOH timbul warna larutan yang keruh (-) dan terlihat ada batas antara minyak dan NaOH, yang terakhir pengamatan ketika Putih Telur dicampurkan dengan NaOH terlihat warna larutan jernih (+) dan timbul busa diatas campurang yang kemungkinan adanya gasdari Putih Telur yang bereaksi dengan NaOH.

8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3
Sama seperti kelarutan pada NaOH pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam  NaHCO3 yang kemudian di kocok dan diamati. Dan berdasarkan pengamatan pratikum kami ketika gula dicampurkan dengan NaHCO3 larutan yang dihasilkan jernih dan semua gulla larut serta timbul grlrmbung diatas permukaan larutan, yang menandakan adanya gas CO2 dan pada tepung ketika dilarutkan kedalam NaHCO3  terlihat warna latutan keruh dan juga timbul gelembung yang menandakan adanya gas CO2 (+) sedangkan pada minyak ketika ditambahkan dengan NaHCO3 terlihat ada warna larutan jernih namun ada batas antara minyak dan NaHCO3 yang menandakan minyak tidak dapat bercampur dengan NaHCO3 dan juga tidak terdapat gelembung yang menandakannya adanya gas CO2 (-) dan pada putih telur ketika dicampurkan dengan NaHCO3 warna larutan jernih serta terdapat gelembung diatas permukaanya yang menandakan adanya gas CO2 (+).

8.2.5 Kelarutan dalam HCL
Sama seperti kelarutan pada NaHCO3 pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam  HCl yang kemudian di kocok dan diamati. Pada pengamatan yang kami lakukan terlihat bahwa ketika gula dilarutkan kedalam HCl warna larutannya jernih (+) dan gula sangan cepat larut karena disini kami menggunakan HCl yang sangat pekat, sedangkan pada tepung ketika dicampurkan dengan HCl warna larutan yang dihasilkan keruh (-) oleh karenanya larutan disaring kemudian filtrate yang dihasilkan  dinetralkan dengan NaOH untuk memastikan larutan memang + atau  tidak dan ternyata larutan menjadi jernih (+), sedangkan untuk minyak ketika dilarutkan kedalam HCl terlihat warna larutan jernih (+) meski tampak ada batas antara HCl dengan minyak yang menandakan larutan tidak dapat tercampur, dan pada putih telur ketika dicampurkan dengan minyakk dan dikocok warna larutan keruh (-) dengan adanya endapan putih dibawahnya.

8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat
Sama seperti kelarutan pada kelarutan dalam HCl pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam  H2SO4   yang kemudian di kocok dan diamati. Berdasarkan pratikum yang kami lakukan ketika gula dicampurkan dengan H2SO4 warna larutana jernih namun terjadi perubahan warn alarutan menjadi kuning jernih  serta terdapat gumpalan dari gula berwarna coklat kemerahan yang terdapat pada bagian atas dan mengumpul di tengah pada larutan namun juga tidak terdapat perubahan panas dan juga gelembung (-)  Sedangakan ketika tepung dilarutkan kedalam H2SO4  pada larutan juga tidak menimbulkan panas dan juga tidak terdapat gelembung(-) dan pada minyak ketika dilarutkan kedalam  H2SO4  dan dikocok warna laruatan jernih dan terlihat ada batas namun juga tidak terdapat perubahan panas serta gelembung gas (-) dan terakhir pada putih telur ketika di campurkan dengan H2SO4 warna larutan menjadi keruh serta terdapat gumpalan namun juga tidak ada aperubahn panas maupun gelembung gas yang muncul.

8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat               
Sama seperti kelarutan pada kelarutan dalam H2SO4 pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam  H3PO4. Adapun berdasarkan pratikum yang kami lakukan ketika gula ditambahkan dengan larutan H3PO4 warna larutannya jernih (+) namun gulanya tidak dapat larut malah tersebar diseluruh larutan. Sedangakan pada tepung ketika ditambahkan dengan larutan H3PO4 warna larutan yang dihasilkan jernih (+) namun terdapat endapan di bawah, dan pada minyak ketika dilarutkan kedalam H3PO4  warna larutan yang dihasilkan jernih (+) serta terdapat batas antara minyak dengan H3PO4 kemudian bahan yang terakhir adalah putih telur dimana ketika di campurkan dengan H3PO4 warna  larutan yang dihasilkannya jernih (+)

VIII. Kesimpulan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1. Analisa kualitatif merupakan suatu pemeriksaan atau analisis kimia yang bertujuan untuk menyelidiki unsur-unsur ataupun ion-ion yang terdapat dalam suatu zat atau campuran pensenyawaan yang bertujuan untuk analisa. Pada analisa kualitatif senyawa organic ada beberapa cara misalnya pemanasan tembaga(II)oksida untuk menentukan karbon dan hydrogen, Untuk analisa nitrogen dengan tes lassaigne, untuk halogen dengan tes halide perak dan belerang dengan larutan Na X
2. Sifat dari zat-zat yang tergolong dalam senyawa organic adalah dapat terbakar, cepat meguap, dapat meleleh, dan lambat bereaksi. Beberapa uji yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi unsur penyusun suatu senyawa antara lain dengan pembakaran, tes lassaigne, tes CaO, tes halida perak dan dengan penentuan kelas kelarutan.
3. Senyawa organic dapat larut dalam pelarut polar dan non polar. Kelarutan senyawa organic tergantung pada kemampua senyawa organic untuk membentuk ikatan hydrogen dengan atom-atom elektronegatif sehingg dapat larut dalam senyawa polar.

Pertanyaan
1. bagaimana persamaan dari hasil pengamatan pada percobaan karbon dan hydrogen. Tuliskan!
2. pada tes uji kelarutan, ketika 3 tetes putih telur dimasukan pada 3 tetes larutan HCl apa yang terjadi? kenapa hal tersebut bisa terjadi?
3. Seperti yang kita lakukan dalam percobaan untuk menentukan kelas kelarutan dalam air dimana digunakan minyak, saat kita mencampurkan bahan tersebut, ternyata air dan minyak tidak dapat tercampur melainkan terlihat pemisahan antara air dengan minyak. Mengapa hal demikian terjadi?

Daftar pustaka
Gandjar dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kurniawaan, Y. 2015. Studi Pemodelan Dinamika Proton dalam Ikatan Hidrogen H2O Padatan Suatu Dimensi. Jurnal Fisika. Vol. 8 No. 3
Sanusi dan Marham. 2012. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Jakarta: Graha Ilmu
Tim Kimia Organik. 2019. Penuntun pratikum kimia  organik 1. Jambi: Universitas Jambi

3 komentar:

  1. Assalamuaikum wr. Wb saya akan menjawab pertnyaan nomer 2 yaitu Karena putih telur merupakan protein yang bersifat amfoter ( dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa). dan daya larut protein berbeda di dalam air, asam dan basa.sehingga putih telur dapat larut dalam HCl
    (Sri lestar A1C117041)

    BalasHapus
  2. Saya Hanna (045) akan mrnjawab permasalahan no.3
    Menurut saya, karna air adalah pelarut polar maka air hanya akan melarutkan senyawa yg polar juga. Jika minyak tidak larut dalam air otomatis minyak dikatagorikan kedalam senyawa non polar sehingga dia tidak akan larut dalam air. Jika dilihat kalau kita mencampurkan air dan minyak maka minyak akan berada di atas air dikarenakan minyak memiliki massa jenis yg lebih kecil dari air.

    BalasHapus
  3. No 1 CaO + H2O ====> Ca(OH)2. (melisa oktapiani NIM 043)

    BalasHapus

 Guru Muda