LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 1
ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK DAN
PENENTUAN KELAS KELARUTAN
DISUSUN OLEH :
NAMA :
MUHAMMAD YAMIN
NIM :
A1C117047
KELAS :
REGULER A
KELOMPOK : 2
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VI. Data Pengamatan.
6.1 Analisa unsur
6.1.1 Karbon dan Hidrogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Ditempatkan 1-2 gram serbuk CuO kering di atas pemanas
bunsen
|
Warna CuO hitam dan tidak ada terjadi perubahan
|
2
|
Dicampurkan dengan gula (1/10 jumlah CuO)
|
Gula larut
|
3
|
Dialirkan melalui pipa ke tabung yang berisi 10ml
Ca(OH)₂ lalu dipanaskan
|
Terdapat uap air dan gelembung gas pada tabung reaksi
|
6.1.2 Halogen
a.
Tes Beilsten
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dipanaskan kawat tembaga
|
warna kawat menjadi kemerah-merahan
|
2
|
Di dinginkan, ditetesi 2 tetes benzena, dipijarkan
|
Ada bau gas dan warna merah pudar dan akhirnya kembali
putih
|
b. Tes CaO
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dipanaskan sejumlah CaO sampai suhu tinggi
|
CaO berbentuk gumpalan / padatan
|
2
|
Saat masih panas, ditambahkan 2 tetes benzena
|
Tercium bau gas menyengat dan terdapat uap air di
pinggir bagian dalam tabung
|
3
|
Setelah dingin, didihkan dengan 5ml air suling
|
Larutan menjadi keruh
|
4
|
Dituangkan ke dalam gelas kimia dan dilarutkan dalam
HNO₃ encer
|
Muncul gelembung dan larutan jernih
|
6.1.3 Metode leburan dengan Natrium
aa. Belerang
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Diasamkan 3
ml larutan L
(amonniak) dengan asam asetat
|
Warna larutan bening
|
2
|
Di didihkan, diperiksa dengan kertas saring basah yang
telah ditetesi Pb-asetat 10%
|
Larutan naik ke permukaan tabung mendekati kertas
saring, terdapat gelembung-gelembung seperti minyak
|
3
|
Larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes larutan
Na-nitroprosida
|
Larutan berubah warna dari bening ke kuning pudar
|
b. Nitrogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
|
Larutan L (Amoniak)
|
Larutan L (Putih telur)
|
||
1
|
3 ml larutan
L ditambahkan 5 tetes larutan FeSO₄
|
Terdapat
gumpalan cokelat kehitaman
|
Warna kuning emas
pudar
|
2
|
Ditambahkan 1
tetes larutan FeCl₃
|
Di
tengah-tengah terdapat minyak kekuningan
|
Warna kuning
emas sedikit pekat
|
3
|
Ditambahkan 5
tetes larutan KF 10%
|
Gumpalan
menjadi buyar
|
Warna kuning
emas pekat
|
4
|
Ditambahkan
1-2 ml larutan NaOH 10%, lalu di didihkan
|
Gumpalan
berkumpul ke bawah (mengendap), saat di didihkan larutan menjadi putih susu
|
Warna
perlahan menjadi biru, saat dididihkan meletup-letup
|
5
|
Diasamkan
dengan asam sulfat encer
|
Larutan
berwarna biru berlin
|
Warna menjadi
biru Berlin, bagian permukaan warna kuning pudar
|
c. Halogen
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Diasamkan 3ml larutan L dengan larutan HNO₃ encer
|
Tidak terjadi reaksi
|
2
|
Di didihkan selama 1 menit
|
Terjadi
letupan-letupan
|
3
|
Ditambahkan 5 ml larutan AgNO₃ encer, dilanjutkan
pendidihan
|
Warna abu-abu kecokelatan, saat di didihkan kembali
timbul banyak endapan halus
|
6.2 Penentuan kelas kelarutan
a. Kelarutan dalam air
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml air suling,
dikocok
|
Larutan jernih, gula larut dalam air (+)
|
2
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan
3 ml air suling, dikocok
|
Larutan keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
|
3
|
Dimasukkan 3 tetes
minyak, ditambahkan
3 ml air suling, dikocok
|
Larutan jernih, minyak dan air tidak menyatu (+)
|
4
|
Dimasukkan 3 tetes
putih telur, ditambahkan
3 ml air suling, dikocok
|
Larutan keruh, berbusa (-)
|
b. Kelarutan dalam eter (benzena)
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml pelarut
benzena, dikocok
|
Larutan jernih, gula masih ada (+)
|
2
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan
3 ml pelarut benzena, dikocok
|
Larutan keruh, tepung masih ada (-)
|
3
|
Dimasukkan 3
tetes minyak, ditambahkan
3 ml pelarut benzena, dikocok
|
Larutan jernih, minyak larut (+)
|
4
|
Dimasukkan 3
tetes putih telur, ditambahkan 3 ml pelarut benzena, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
c. Kelarutan dalam NaOH 10 %
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml
larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan jernih, gula larut (+)
|
2
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan
3 ml larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan keruh, tepung mengendap (-)
|
3
|
Dimasukkan 3
tetes minyak, ditambahkan
3 ml larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan keruh, minyak merapung (-)
|
4
|
Dimasukkan
3 tetes putih telur, ditambahkan 3 ml larutan NaOH 10%, dikocok
|
Larutan jernih, ada busa di permukaan (+)
|
d. Kelarutan dalam NaHCO₃ 5%
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml
larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Timbul gelembung, gula larut (+)
|
2
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan
3 ml larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Larutan keruh, saat dikocok timbul gelembung (+)
|
3
|
Dimasukkan 3
tetes minyak, ditambahkan
3 ml larutan NaHCO₃ 5 %, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
4
|
Dimasukkan 3
tetes putih telur, ditambahkan 3 ml larutan NaHCO₃ 5 %,
dikocok
|
Larutan jernih, berbusa (+)
|
e. Kelarutan dalam HCl
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 5 ml
larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan jernih, gula larut (+)
|
2
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan
5 ml larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan sangat keruh (-),Disaring,
dinetralkan dengan 30 tetes NaOH Larutan
menjadi bening (-)
|
3
|
Dimasukkan 3
tetes minyak, ditambahkan
5 ml larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan jernih, minyak merapung (+)
|
4
|
Dimasukkan 3
tetes putih telur, ditambahkan 5 ml larutan HCl 30%, dikocok
|
Larutan keruh, ada endapan (-)
|
f. Kelarutan gula dalam H₂SO₄pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml
larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan kuning pudar, saat dikocok gula menggumpal
warna merah kehitaman, gula tidak larut (-)
|
2
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan
3 ml larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan keruh, tidak panas, tidak berubah warna (-)
|
3
|
Dimasukkan 3
tetes minyak, ditambahkan
3 ml larutan H₂SO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih, (+)
|
4
|
Dimasukkan 3
tetes putih telur, ditambahkan 3 ml larutan H₂SO₄
pekat, dikocok
|
Larutan keruh, ada gumpalan diatas (-)
|
g. Kelarutan gula dalam H₃PO₄ pekat
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1
|
Dimasukkan 0,1 gram gula, ditambahkan 3 ml
larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih, butiran gula menyebar dilarutan (+)
|
2
|
Dimasukkan 0,1 gram tepung, ditambahkan
3 ml larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan jernih, ada endapan (+)
|
3
|
Dimasukkan 3
tetes minyak, ditambahkan
3 ml larutan H₃PO₄ pekat, dikocok
|
Larutan keruh, minyak merapung (-)
|
4
|
Dimasukkan 3
tetes putih telur, ditambahkan 3 ml larutan H₃PO₄
pekat, dikocok
|
Larutan jernih (+)
|
VII. Pembahasan.
7.1 Analisis unsur
7.1.1 karbon dan hidrogen
Pada praktikum kali ini kami
melakukan penentuan unsurt karbon dan hydrogen. Senyawa organik merupakan
senyawa yang mengandung unsur C, H dan O dimana apabila senyawa organic ini
dibakar akan menghasilkan uap air (H2O) dan karbondioksida (CO2)
pembakaran senyawa organic secara sempurna akan menghasilkan gas CO2,
sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna menghasilkan karbon
atau arang.
Pada percobaan pertama analisa unsur
karbon dan hydrogen yaitu:
Setelah CuO dipanaskan tidak terjadi
perubahan apa-apa, ketika dicampurkan dengan sejumlah gula, guna tersebut
larut, kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi pyrex gas megalir ke dalam
tabung Ca(OH)2 dan tabung reaksinya ada gelembung gas.
Pada percobaan ini CuO yang dapat
mempercepat proses reaksi dari pembakaran glukosa. CuO ini juga bekerja sebagai
oksidator, sedangkan glukosa bertugas sebagai pereduksi atau mengoksidasi CuO.
Ketika glukosa dan CuO dipanaskan, terjadi reaksi kimia yang ditandai dengan
adanya perubahan warna. Perubahan warna pertama yang terjadi ialah berwarna
kecoklatan, kemudian setelah suhunya naik guladan CuO berubah lagi warnanya
menjadi coklat kehitaman. Pembakaran glukosa menghasilkan gas yang kemudian
dialirkan dengan pipa pengalir gas ke tabung dengan air kapur Ca(OH)2.
Air akan mengeruh dan menghasilkan endapan CaCO3. Berikut reaksinya:
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
7.1.2 Halogen
A. Tes Beilsten
Pada percobaan ini kami menggunakan
kawat tembaga yang dipanaskan kemudian ditunggu dingin lalu ditetesi CCl karna
gak ada bahannya kami ganti dengan benzene kami panaskan kembali kawat tersebut
setelah kelang beberapa menit kawat mengeluarkan warna kemerah-merahan.
B. Tes CaO
Pada
percobaan ini masih mengidentifikasi unsur halogen dengan tes CaO pada
percobaan ini kami memanaskan CaO sampai mencapai suhu tinggi, CaO yang
dipanaskan mula-mula halus kemudian CaO tersebut memadat, kemudian kami
lanjutkan dengan meneteskan beberepa tetes benzene selang bebrapa menit tercium
bau gas yang menyengat dan terdapat uap air dipinggir bagian dalam tabung
kemudian kami dinginkan delanjutnya kami tambahkan air suling dan dipanaskan
kembali larutan menjadi keruh terakhir kami masukkan ke dalam gelas kimia
dengan mencampurkan HNO3 encer alhasil muncul gelembung dan larutan
menjadi jernih kembali.
7.1.3 Metode leburan dengan Natrium
A. Belerang
Pada saat larutan
lassaigne(amonniak) ditambahkan asam asetat, maka akan tidak mengalami
perubahan bening, kemudian dipanaskan
larutan akan naik ke permukaan tabung mendekati kertas ssaring, terdapat
gelembung- gelembung seperti mintak. Selanjutnya larutan amonniak ditetesi
larutan na-nitroprosida larutan berubah warna dari brning ke kuning pudar.
B. Nitrogen
Pada percobaan nitrogen ini
bertujuan untuk mengidentifikasi adanya unsur Nitrogen di dalam suatu larutan
L. Pada percobaan ini yang digunakan sebagai larutan L adalah amoniak kemudian
ditambahkan dengan larutan FeSO4, larutan berubah menjadi warna
coklat kehitaman dan terdapat gumpalan-gumpalan kecil dan kemudian ditetesi
dengan FeCl3 sehingga warna larutannya berubah menjadi kuning lalu
ditetesi kembali dengan KF 10% maka gumpalan coklat yang terbentuk tadi menjadi
menyebar ke seluruh bagian larutan lalu ditambahkan lagi NaOH yang menyebabkan
gumpalan tadi bergerak ke dasar larutan dan membentuk endapan setelah itu
larutan dipanaskan hingga airnya mengering dan pada pinggir gelas kimia tedapat
seperti serbuk berwarna putih dan bagian tengahnya berwarna kuning, kemudian
setelah dingin di tambahkan H2SO4 encer endapan warna
putih dan kuningnya hilang menjadi endapan berwarna biru berlin. Berdasarkan
pengamatan dapat disimpulkan bahwa dalam Amoniak terdapat nitrogen yang
ditandai dengan terbentuknya endapan biru berlin.
Dalam percobaan ini larutan yang
digunakan tidak hanya amoniak namun juga melakukan analisis pada putih telur
dimana ketika putih telur tersebut ditambahkan dengan FeCl3 dan
ditambah KF serta ditambah dengan NaOH larutan ini berwarna kuning emas namun
setiap dilakukan penambahan dengan zat lain warnanya menjadi semakin pekat.
Kemudian dididihkan lalu didinginkan dan pada saat pendinginan terlihat seperti
ada sedikit serbuk berwarna biru berlin turun, kemudian ketika ditambah
dengan H2SO4 maka
timbul endapan biru berlin yang menandai
bahwasanya putih telur itu mengandung nitrogen.
C. Halogen
Pada percobaan ini bertujuan untuk
mengidentifikasi halogen yang terdapat didalam suatu larutan L. dimana larutan
L yang kami gunakan ialah NaOH dimana
kemudian di campurkan dengan HNO3 yang mana larutannya menjadi
jernih kemudian dipanaskan kurang lebih
satu menit hingga ia mendidih fungsi penangasan ini berguna untuk menguapkan zat
yang tidak di ingin karena disebut zat
pengganggu misalnya seperti N dan S, setelah itu ditambahkan kembali AgNO3 encer yang membentuk larutan
berwarna abu-abu baru setelah itu dilanjutkan pendidihan maka pada pengamatan terlihat pada
bagian atas larutan yang dipanaskan warnaya hitam sedangkan bagian tengah
berwarna hitam keabuan dan bagian bawah juga berwarna hitam, endapan yang timbul merupakan warna hitam
yang terdapat pada larutan dan terlihatlah bahwa endapan tersebut banyak maka
endapan tersebut menandakan adanya halogen, namun jika kita hanya mendapatkan
sedikit endapan maka itu hanya pengotor dalam pereaksi.
8.2.1 Kelarutan dalam Air
Pada percobaan ini kami menggunakan
4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung,
Minyak dan Putih Telur. Dimana dari kelima bahan ini akan di uji kelarutannya
di dalam ait apakah menunjukkan sifat positif atau negative. Dan berdasarkan
pengamatan yang kami peroleh ketika gula dimasukkan kedalam air dan kemudian di
kocok gula terlarut dalam air dengan warna larutan jernih. Karena itu gula (+)
karena larutan yang dihasilkan jernih dan larut dalam air. Sedangkan untuk
tepung ketika ditambahkan dengan air maka tepung dapat tercampur dengan air
namun warnna larutan yang dihasilkna putih susu atau dikatan keruh yang
menandakan tepung (-) karena tidak dapat larut dalam air. Sedangkan untuk
Minyak ketika di tambahkan air kedalamnya meskipun warna larutan jernih (+)
minyak dan air tidak dapat bercampur dan
pada Putih Telur ketika ditambahkan dengan air warna larutan menjadi putih
keruh yang menandakkan (-).
8.2.2 Kelarutan dalam Eter
Sama seperti kelarutan pada air pada
percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang
kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur serta eter yang kami
gunakan adalah benzene. Dengan pengamatan yang kami peroleh ketika gula
dicampurkan dengan benzene warna larutan yang dihasilkan jernih (+) namun belum
semua gula larut kemungkinan diperlukan waktu pengocokan yang lebih lama agar
gula dapat larut semua kedalam air. Dan untuk tepung ketika dicampurkan kedalam
benzene larutannya menjadii keruh (-) dan tepung sedikit larut . dan pada
minyak ketika dicampurkan dengan benzene warna larutan yang dihasilkan jernih
(+) dan minyak dapat seluruhnya bercampur dengan benzene. Sedangkan untuk Putih
Telur yang dicampurkan dengan benzene menghasilkan larutan yang jernih (+)
meski eperti ada batasan antara putih telur dengan benzene yang menandakan
Putih Telut tidak dapat tercampur dengan benzene.
8..2.3 Kelarutan dalam NaOH
Sama seperti kelarutan pada eter
pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya
yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya
bahan tersebut dilarutkan kedalam NaOH dan dikocok serta diamati, dan
berdasarkan pratikum yang kami lakukan ketika gula ditambahkan dengan NaOH
warna larutan ynag timbul jernih (+) dan semua gula larut dengan cepat dialam
NaOH. Kemudian pada tepung ketika ditambahkan kedalam NaOH warna larutan yang
dihasilkan menjadii keruh (-) meskipun tepung sedikit larut. Dan pada minyak
ketika dicampurkan dengan NaOH timbul warna larutan yang keruh (-) dan terlihat
ada batas antara minyak dan NaOH, yang terakhir pengamatan ketika Putih Telur
dicampurkan dengan NaOH terlihat warna larutan jernih (+) dan timbul busa
diatas campurang yang kemungkinan adanya gasdari Putih Telur yang bereaksi
dengan NaOH.
8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3
Sama seperti kelarutan pada NaOH
pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya
yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya
bahan tersebut dilarutkan kedalam NaHCO3
yang kemudian di kocok dan diamati. Dan berdasarkan pengamatan pratikum kami
ketika gula dicampurkan dengan NaHCO3 larutan yang dihasilkan jernih
dan semua gulla larut serta timbul grlrmbung diatas permukaan larutan, yang
menandakan adanya gas CO2 dan pada tepung ketika dilarutkan kedalam
NaHCO3 terlihat warna latutan
keruh dan juga timbul gelembung yang menandakan adanya gas CO2 (+)
sedangkan pada minyak ketika ditambahkan dengan NaHCO3 terlihat ada warna
larutan jernih namun ada batas antara minyak dan NaHCO3 yang
menandakan minyak tidak dapat bercampur dengan NaHCO3 dan juga tidak
terdapat gelembung yang menandakannya adanya gas CO2 (-) dan pada
putih telur ketika dicampurkan dengan NaHCO3 warna larutan jernih
serta terdapat gelembung diatas permukaanya yang menandakan adanya gas CO2
(+).
8.2.5 Kelarutan dalam HCL
Sama seperti kelarutan pada NaHCO3
pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya
yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih Telur namun nantinya
bahan tersebut dilarutkan kedalam HCl
yang kemudian di kocok dan diamati. Pada pengamatan yang kami lakukan terlihat
bahwa ketika gula dilarutkan kedalam HCl warna larutannya jernih (+) dan gula
sangan cepat larut karena disini kami menggunakan HCl yang sangat pekat,
sedangkan pada tepung ketika dicampurkan dengan HCl warna larutan yang
dihasilkan keruh (-) oleh karenanya larutan disaring kemudian filtrate yang
dihasilkan dinetralkan dengan NaOH untuk
memastikan larutan memang + atau tidak dan
ternyata larutan menjadi jernih (+), sedangkan untuk minyak ketika dilarutkan
kedalam HCl terlihat warna larutan jernih (+) meski tampak ada batas antara HCl
dengan minyak yang menandakan larutan tidak dapat tercampur, dan pada putih
telur ketika dicampurkan dengan minyakk dan dikocok warna larutan keruh (-)
dengan adanya endapan putih dibawahnya.
8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4
pekat
Sama seperti kelarutan pada
kelarutan dalam HCl pada percobaan ini kami menggunakan 4 bahan untuk di uji
kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung, Minyak dan Putih
Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam H2SO4 yang kemudian di kocok dan diamati.
Berdasarkan pratikum yang kami lakukan ketika gula dicampurkan dengan H2SO4
warna larutana jernih namun terjadi perubahan warn alarutan menjadi kuning
jernih serta terdapat gumpalan dari gula
berwarna coklat kemerahan yang terdapat pada bagian atas dan mengumpul di
tengah pada larutan namun juga tidak terdapat perubahan panas dan juga
gelembung (-) Sedangakan ketika tepung
dilarutkan kedalam H2SO4
pada larutan juga tidak menimbulkan panas dan juga tidak terdapat
gelembung(-) dan pada minyak ketika dilarutkan kedalam H2SO4 dan dikocok warna laruatan jernih dan
terlihat ada batas namun juga tidak terdapat perubahan panas serta gelembung
gas (-) dan terakhir pada putih telur ketika di campurkan dengan H2SO4
warna larutan menjadi keruh serta terdapat gumpalan namun juga tidak ada
aperubahn panas maupun gelembung gas yang muncul.
8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4
pekat
Sama seperti kelarutan pada
kelarutan dalam H2SO4 pada percobaan ini kami menggunakan
4 bahan untuk di uji kelas kelarutannya yang kami gunakan ialah : Gula, Tepung,
Minyak dan Putih Telur namun nantinya bahan tersebut dilarutkan kedalam H3PO4. Adapun
berdasarkan pratikum yang kami lakukan ketika gula ditambahkan dengan larutan H3PO4
warna larutannya jernih (+) namun gulanya tidak dapat larut malah tersebar
diseluruh larutan. Sedangakan pada tepung ketika ditambahkan dengan larutan H3PO4
warna larutan yang dihasilkan jernih (+) namun terdapat endapan di bawah, dan
pada minyak ketika dilarutkan kedalam H3PO4 warna larutan yang dihasilkan jernih (+)
serta terdapat batas antara minyak dengan H3PO4 kemudian
bahan yang terakhir adalah putih telur dimana ketika di campurkan dengan H3PO4
warna larutan yang dihasilkannya jernih
(+)
VIII. Kesimpulan.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan:
1. Analisa
kualitatif merupakan suatu pemeriksaan atau analisis kimia yang bertujuan untuk
menyelidiki unsur-unsur ataupun ion-ion yang terdapat dalam suatu zat atau
campuran pensenyawaan yang bertujuan untuk analisa. Pada analisa kualitatif
senyawa organic ada beberapa cara misalnya pemanasan tembaga(II)oksida untuk
menentukan karbon dan hydrogen, Untuk analisa nitrogen dengan tes lassaigne,
untuk halogen dengan tes halide perak dan belerang dengan larutan Na X
2. Sifat
dari zat-zat yang tergolong dalam senyawa organic adalah dapat terbakar, cepat
meguap, dapat meleleh, dan lambat bereaksi. Beberapa uji yang dapat dilakukan
untuk mengidentifikasi unsur penyusun suatu senyawa antara lain dengan
pembakaran, tes lassaigne, tes CaO, tes halida perak dan dengan penentuan kelas
kelarutan.
3. Senyawa
organic dapat larut dalam pelarut polar dan non polar. Kelarutan senyawa
organic tergantung pada kemampua senyawa organic untuk membentuk ikatan
hydrogen dengan atom-atom elektronegatif sehingg dapat larut dalam senyawa
polar.
Pertanyaan
1. bagaimana
persamaan dari hasil pengamatan pada percobaan karbon dan hydrogen. Tuliskan!
2. pada tes uji kelarutan, ketika 3 tetes putih
telur dimasukan pada 3 tetes larutan HCl apa yang terjadi? kenapa hal tersebut bisa terjadi?
3. Seperti yang kita lakukan dalam percobaan untuk
menentukan kelas kelarutan dalam air dimana digunakan minyak, saat kita
mencampurkan bahan tersebut, ternyata air dan minyak tidak dapat tercampur
melainkan terlihat pemisahan antara air dengan minyak. Mengapa hal demikian
terjadi?
Daftar pustaka
Gandjar
dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/
diakses pada tanggal 21 Februari 2019
Kurniawaan,
Y. 2015. Studi Pemodelan Dinamika Proton dalam Ikatan Hidrogen H2O Padatan
Suatu Dimensi. Jurnal Fisika. Vol. 8 No. 3
Sanusi
dan Marham. 2012. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Jakarta: Graha Ilmu
Tim
Kimia Organik. 2019. Penuntun pratikum kimia
organik 1. Jambi: Universitas Jambi
Assalamuaikum wr. Wb saya akan menjawab pertnyaan nomer 2 yaitu Karena putih telur merupakan protein yang bersifat amfoter ( dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa). dan daya larut protein berbeda di dalam air, asam dan basa.sehingga putih telur dapat larut dalam HCl
BalasHapus(Sri lestar A1C117041)
Saya Hanna (045) akan mrnjawab permasalahan no.3
BalasHapusMenurut saya, karna air adalah pelarut polar maka air hanya akan melarutkan senyawa yg polar juga. Jika minyak tidak larut dalam air otomatis minyak dikatagorikan kedalam senyawa non polar sehingga dia tidak akan larut dalam air. Jika dilihat kalau kita mencampurkan air dan minyak maka minyak akan berada di atas air dikarenakan minyak memiliki massa jenis yg lebih kecil dari air.
No 1 CaO + H2O ====> Ca(OH)2. (melisa oktapiani NIM 043)
BalasHapus